GoAtjeh, Jakarta, Myocardial
infarction atau serangan jantung sering dikaitkan dengan pekerjaan fisik yang
membutuhkan tenaga. Risiko penyakit ini lebih besar jika wanita juga mengidap
hipertensi.
Peneliti Karen Allesoe dari University of Southern
Denmark, mengatakan pekerjaan seperti perawat yang banyak berjalan, berdiri,
membawa dan mengangkat barang berpotensi buruk bagi jantung. Pada perawat yang
mengidap hipertensi, risiko serangan jantung meningkat hingga tiga kali lipat.
"Pekerjaan fisik yang menuntut tenaga bisa
meningkatkan tekanan darah sekaligus mempercepat denyut jantung. Hal ini berpengaruh
terharap risiko serangan jantung akibat pembuluh darah yang tersumbat,"
tutur Allesoe, dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2016).
Penelitian Allesoe dilakukan kepada 12.000 perawat
yang mengikuti Danish Nurse Cohort Study pada tahun 1993. Selama 15 tahun,
peneliti memantau kesehatan tekanan darah dan kematian yang diakibatkan oleh
serangan jantung.
Ditemukan bahwa 580 perawat meninggal karena
penyakit jantung. Sementara itu, 12 persen perawat diketahui mengidap
hipertensi.
Hasil penelitian juga mengikutsertakan survei yang
dilakukan kepada perawat. 47 Persen perawat mengaku mengalami aktivitas fisik
tinggi ketika bekerja, 34 persen merasa mengeluarkan tenaga sedang sementara 19
persen sisanya lebih banyak duduk di meja tunggu.
Di sisi lain, pekerjaan fisik dengan tekanan darah
yang normal tidak meningkatkan risiko serangan jantung secara bermakna.
Prevalensinya hanya 5 dari 10.000 penduduk per tahun. Pada mereka yang memiliki
hipertensi, dengan aktivitas fisik sedang prevalensinya 15 per 10.000 penduduk
per tahun.
Namun pada mereka yang mengidap hipertensi dan
memiliki pekerjaan fisik, prevalensinya meningkat hingga 60 per 10.000 penduduk
per tahun. Dalam laporannya di European Journal of Preventive Cardiology,
peneliti menduga ada penyakit jantung disebabkan oleh banyaknya plak di
pembuluh darah akibat hipertensi sekaligus pekerjaan fisik.
Mengomentari penelitian ini, Lee Ann Matura dari
University of Pennsylvania School of Nursing mengatakan pengobatan dan gaya
hidup juga berpengaruh terhadap risiko serangan jantung pada pengidap
hipertensi. Jika gaya hidup sehat dan pengobatan teratur, risiko serangan
jantung bisa berkurang.
"Tapi jika hipertensi tidak terkontrol,
aktivitas fisik berat memang bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Untuk
itu pemahaman soal penyakit diri sendiri dan kontrol lingkungan penting agar
hipertensi bisa tertangani dengan baik," pungkasnya. [Detik.com]
0 Response to "Perawat dengan Hipertensi Berisiko Tinggi Terkena Serangan Jantung"
Posting Komentar