GoAtjeh| Damaskus - Selasa tanggal 3 Mei 2016 lalu,
adalah hari bahagia bagi di Kedutaan Besar RI di Damaskus, Suriah. Munawar
Juanan Raden, salah seorang staf kedutaan, menikah dengan seorang gadis Suriah
bernama Douha Muwaiyah Kharraji. Foto-foto pernikahan mereka menjadi
perbincangan hangat di media sosial.
Kabar gembira ini disampaikan oleh akun facebook KBRI Damaskus yang diposting,
Selasa (5/5) kemarin. Pensosbud KBRI Damasksus AM Sidqi membenarkan informasi
di facebook tersebut.
Munawar menikahi Douha di aula KBRI Damaskus. Acara dihadiri Duta besar,
seluruh staf KBRI, mahasiswa dan keluarga masing-masing mempelai serta sejumlah
warga Suriah.
"(Maharnya) hafalan Quran dan hadits," kata Sidqi saat ditanya soal
mahar pernikahan.
Acara berlangsung khidmat dan meriah, dibuka dengan
pembacaan ayat-ayat suci al-Quran, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), atas nama staf KBRI Damaskus, atas nama
keluarga dari kedua mempelai, nasihat pernikahan oleh Dubes RI Damaskus, dan
selanjutnya ditutup dengan sambutan singkat dan doa untuk kedua mempelai oleh
Dr. Abdul Salam Rajih, wakil Pimpinan Perguruan Mujamma Syeikh Ahmad
Kuftaro/mantan anggota parlemen Suriah, yang juga merupakan guru mempelai pria.
Dalam wejangan atau pesan nasihat pernikahan, Dubes RI menyampaikan sejumlah poin penting di antaranya sebagai berikut:
a. Pernikahan adalah kebutuhan, fitrah dan juga perintah agama yang merupakan sunatullah dan sunah Rasulullah saw. Bagi yang tidak melakukan pernikahan berarti tidak mengikuti sunah Rasulullah SAW.
b. Rumah tangga bagaikan kapal harus kokoh harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi.
Dalam wejangan atau pesan nasihat pernikahan, Dubes RI menyampaikan sejumlah poin penting di antaranya sebagai berikut:
a. Pernikahan adalah kebutuhan, fitrah dan juga perintah agama yang merupakan sunatullah dan sunah Rasulullah saw. Bagi yang tidak melakukan pernikahan berarti tidak mengikuti sunah Rasulullah SAW.
b. Rumah tangga bagaikan kapal harus kokoh harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi.
c.
Ibarat bahtera, hati yang bagus layaknya laksana mesin yang baik. Artinya suami
istri harus punya tujuan yang sama. Berumah tangga bukan untuk hanya sekedar
melepas nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak
generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tanggung serta bertaqwa kepada
Allah SWT.
d. Akhlak sebagai bahan bakar. Akhlak mulia sebagai pondasi utama untuk
membangun rumah tangga. Prinsip akhlak disini adalah saling menghargai,
menghormati, menyayangi, penuh dengan senyum.
e. Jadikan kitabullah dan sunah Rasulullah SAW sebagai kompas atau pedoman agar
tidak tersesat dalam perjalanan dan ketika menemukan kesulitan, keresahaan,
kembalikan kepda al-Qur'an dan Sunnah lalu berserah kepada Allah.
f. Saling nasihat menasihati antara suami istri. Dalam kehidupan rumah tangga,
sepenuh apapun perasaan cinta suami pada istri atau sebaliknya, kesalahpahaman
dan perselisihan (baik kecil maupun besar) mesti ada. Suami dan istri harus
saling mengingatkan, saling menasihati dengan sabar antara keduanya untuk
mencapai kebaikan.
g. Seorang suami hendaknya dapat menjadi nahkoda
yang pandai. Suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan,
cerdas melihat situasi, agar penumpang atau orang yang bersamanya merasa aman,
tenang dan nyaman.
Acara resepsi ditutup dengan pemberian selamat dari seluruh hadirin, hiburan, dan foto bersama kedua mempelai, keluarga, undangan, lalu ramah tamah di aula KBRI Damaskus
Acara resepsi ditutup dengan pemberian selamat dari seluruh hadirin, hiburan, dan foto bersama kedua mempelai, keluarga, undangan, lalu ramah tamah di aula KBRI Damaskus
0 Response to "Pernikahan Syahdu Staf KBRI dan Gadis Suriah dengan Mahar Hafalan Quran Hadits"
Posting Komentar