GoAtjeh| LHOKSUKON - Masyarakat dari sejumlah
desa di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, hingga kini masih menumpang ketek
untuk menyebrangi terusan Krueng (Sungai) Arakundo. Pasalnya, pemerintah daerah
belum membangun jembatan di Desa Lubok Pusaka, Kecamatan Langkahan.
Menurut
warga Langkahan, sebelumnya di lokasi itu ada jembatan apung. Ponton itu
berlantai besi, panjangnya sekitar 130 meter dan lebar sekitar 2 meter, yang
dibangun oleh Mobil Oil
Indonesia/ExxonMobil tahun 1995. Jembatan itu kemudian ambruk diterjang banjir
pada akhir tahun 2014 silam.
Sejak
jembatan itu ambruk, masyarakat termasuk petani kebun terpaksa menumpang ketek
yang dioperasikan sejumlah warga.
Reza,
putra Langkahan kepada portalsatu.com, Sabtu, 8 Mei 2016 mengatakan, seorang
warga harus mengeluarkan uang minimal Rp 30 ribu per hari untuk pergi-pulang
dengan menumpang ketek. Saat pergi dari desanya ke pasar atau berkebun, warga
yang memakai sepeda motor (sepmor) harus membayar Rp 15 ribu per orang jika
menumpang ketek itu. Begitu pula saat warga pulang ke desanya.
"Satu
orang 10 ribu, jika bawa sepmor (sepeda motor) bayar 5 ribu per unit (sekali
jalan)," katanya.
Warga
merasa kondisi ini sangat memberatkan mereka lantaran harus menumpang ketek
setiap hari selama bertahun-tahun. Warga menyayangkan pemerintah setempat yang
sampai
saat ini belum membangun jembatan baru di lokasi itu untuk kepentingan
masyarakat daerah pedalaman.
"Ini
bagian dari kegagalan Pemerintah Aceh Utara," kata Reza.[portalsatu]
0 Response to "Foto: Tak Ada Jembatan, Warga Langkahan Menumpang Ketek"
Posting Komentar