GoAtjeh| Asmah Santi (27) terlihat bingung untuk memulai bercerita. Setelah
tercenung sejenak, mantan guru di wilayah perbatasan Kecamatan Sebatik,
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, itu lebih memilih memulai kisahnya dari
awal mengabdi menjadi pengajar di SMK Nurul Iman.
Sejak tahun 2010, sebutnya, dia mengajar beberapa mata pelajaran di SMK
Nurul Iman. Suka-duka mengajar di wilayah perbatasan menjadi kesehariannya 4
tahun terakhir. Dari minimnya fasilitas kegiatan belajar mengajar hingga gaji
yang setahun terakhir tak lagi dia terima. Semua dia terima demi pengabdian
memberikan ilmu bagi generasi muda di wilayah perbatasan.
“Kita mikirnya ke anak-anak kalau stop mengajar,” ujarnya Kamis, 12 Mei
2016.
Rupanya gaji setahun yang tak pernah dia terima dari yayasan belum cukup
menjadi cobaan dalam mengabdi di wilayah perbatasan. Cobaan lebih berat justru
dialami Asmah saat menjabat kepala sekolah. Tanpa alasan yang jelas, Asmah
dicopot dari jabatan kepala sekolah yang baru seminggu dijabatnya.
Pencopotan dari jabatan kepala sekolah juga tanpa disertai surat resmi.
“Diganti dengan kepala sekolah yang sebelum saya,” kata Asmah.
Di tengah kebingungan atas sikap Ketua Yayasan Nurul Iman, tiba tiba 13
guru di SMK Nurul Iman dipecat juga tanpa alasan yang jelas. Lebih miris lagi,
6 guru diusir oleh pihak yayasan saat masih mengajar di ruang kelas.
Penyerahan surat pemecatan oleh yayasan tak kalah miris, bukan diserahkan
oleh ketua yayasan, tetapi diserahkan oleh tukang batu yang bekerja di SMK
Nurul Iman. “Tukang bangunan yang membawa surat pemecatan kami,” kata Asmah.
Terhadap perlakuan yayasan tersebut, ke-13 guru SMK Nurul Iman mengadukan
nasib mereka kepada DPRD Nunukan. Sayangnya, tak satu orang pun dari pihak
yayasan yang menghadiri rapat dengar pendapat yang digelar di Kantor DPRD
Nunukan, Kamis, 12 Mei 2016.
Sekeretaris Dinas Pendidikan Ahmad mengatakan, pihak yayasan dipastikan
melanggar prosedur pemberhentian pegawai. Dinas Pendidikan mengaku akan
menindaklanjuti kasus pemecatan sepihak tersebut.
“Kalau mau memberhentikan pegawai, mengapa guru dipecat? Mungkin melanggar
disiplin atau tidak menaati aturan yayasan, harusnya ada teguran secara lisan
dan tertulis,” ujarnya.**[Kompas]
0 Response to "Kisah Guru Perbatasan, Setahun Tak Digaji, Diusir Saat Mengajar, dan Dipecat"
Posting Komentar