Oleh : Arif Rahman*)
Bakal calon Gubernur Aceh, Tarmizi A Karim mendaftar ke kantor Dewan Pimpinan
Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Aceh dan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Hati Nurani Rakyat (DPD HANURA) Aceh, Selasa (19/4). Bekas Pj Gubernur Aceh
itu datang bersama tim relawannya. Rombongan disambut Sekretaris DPW PAN
Aceh, T. Hasbullah HD bersama pengurus partai lainnya. Penyerahan formulir
pendaftaran diterima oleh Sekretaris DPW PAN Aceh T. Hasbullah, disaksikan oleh
beberapa pengurus partai dan juga tim relawan Tarmizi.
T. Hasbullah mengatakan, Tarmizi Karim balon Gubernur Aceh yang pertama
mendaftar ke DPW PAN. Sebelumnya, Tarmizi sudah melakukan silaturahmi dengan
pengurus PAN Aceh. T Hasbullah menjelaskan, seluruh berkas calon yang
sudah diterima ini akan dikirimkan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN untuk
dilakukan proses selanjutnya.
Sementara itu, Tarmizi A Karim, menyampaikan, kalau dirinya siap mengikuti
semua mekanisme yang ada pada partai PAN. Menurutnya ini semua dilakukan dengan
tujuan untuk menyamakan visi-misi dengan PAN dalam membangun Aceh lebih
baik.
Usai mendaftar ke PAN Tarmizi bersama dengan rombongan langsung menuju DPD
partai HANURA, disambut oleh Sekretaris HANURA Aceh, Salimin Sulaiman, dan
Ketua Tim Penjaringan Kepala Daerah, Teuku Agung.
Dalam kesempatan tersebut, Teuku Agung menyampaikan, berkas
pendaftaran yang diterima tersebut akan diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) HANURA, karena nanti juga dilaksanakan rapat internal partai membahas
persoalan pilkada ini. “Berkas akan kami serahkan ke pusat, serta
dirapatkan internal partai,” jelas Teuku Agung.
Sebelumnya, peresmian posko pemenangan Tarmizi Karim di Pasir Putih
Peureulak, Aceh Timur dihadiri bekas Juru Bicara GAM, Sofyan Dawood dan Nurdin
Bin Ismail alias Din Minimi, Jumat (15/4).
Dalam kesempatan tersebut, Sofyan Dawood mengatakan, kelemahan Pemerintah
Aceh sekarang adalah kurangnya perhatian kepada masyarakat yang dominan korban
konflik dan hidupnya dibawah garis kemiskinan.
Sofyan Dawood mencontohkan, seperti Din Minimi yang memprotes Pemerintah
Aceh karena kurang memperhatikan kesejahteraan masyarakat. “Maka dari
ketidakpuasan masyarakat lahirlah Din Minimi yang mengangkat senjata, menuntut
kesejahteraan merata yang menjadi hak rakyat,” kata Sofyan Dawood.
Selain itu, Sofyan Dawood berharap, pada Pemilihan Kepala Daerah 2017
mendatang, dapat berjalan dengan baik sesuai mekanisme yang berlaku. Dia juga
meminta siapa saja yang menjadi gubernur ke depan dapat memenuhi dan melayani
kebutuhan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Sofyan Dawood menceritakan kisah perjuangan bersama
ayah Din Minimi. Menurutnya, jika Pemerintah Aceh gagal memperjuangkan hak
mutlak rakyat, maka dikhawatirkan kedepan di Aceh akan lahir Din Meriam.
Aceh lebih kaya dari pada provinsi lain, kenapa hari ini rakyat hidup di bawah
kemiskinan, untuk itu mari kita bersama-sama membangun Aceh, harapnya.
Sementara itu, calon Gubernur Aceh, Tarmizi Karim mangatakan, posko yang
diresmikan ini akan menjadi pusat infoformasi masyarakat, bahwa dirinya sudah
bertekad untuk mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Aceh, dengan
harapan provinsi serambi mekkah ini bersatu demi merajut masa depan.
Selain itu, dirinya mengaku, sedang membangun komunikasi dengan partai
nasional, karena bekas Pjs Gubernur Aceh ini akan maju melalui partai politik.
“Saya maju lewat parnas, karena kita mengetahui partai sebagai wadah
aspirasi rakyat. Dan untuk wakil, nanti akan ditunjuk oleh partai, ungkap
Tarmizi A Karim.
Cukup Layak
Tarmizi A Karim adalah sosok tak asing lagi bagi masyarakat Aceh, tidak
hanya birokrat tapi juga akrab di kalangan ulama dan santri di Aceh. Banyak
kalangan di Aceh menilai, suami dari Inayati yang pernah ditunjuk pemerintah
pusat untuk penjabat gubernur Aceh pada 8 Februari 2012 diyakini mampu menjadi
“orang tua” yang menyatukan semua elemen masyarakat Aceh.
Mantan bupati Aceh Utara periode 1998 s.d 2003 tersebut juga sangat dekat
dengan semua kalangan masyarakat. Mantan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar,
menaruh harapan pada Tarmizi. “Saya percaya Tamizi Karim akan bersikap netral
dalam pilkada nanti. Selain diharapkan penjabat gubernur mampu menjadi
fasilitator terhadap berbagai pihak terutama para calon di Pilkada. Tarmizi
mampu membangun komunikasi dengan berbagai kalangan dan elite politik di
provinsi berpenduduk 4,6 juta jiwa,” katanya pada 8 Februari 2012 yang lalu.
Kalangan ulama menilai tepat penunjukan Tarmizi A Karim karena dia dianggap
mampu menyejukkan dan menyatukan seluruh elemen masyarakat Aceh. Bahkan,
kalangan ulama Aceh mencatat bahwa Tarmizi A Karim juga sukses ketika menjabat
sebagai Penjabat Gubernur Kalimantan Timur.
Provinsi Aceh memiliki karakteristik dan kompleksitas persoalan yang unik.
Untuk itu, sangat dibutuhkan seseorang yang memiliki kapasitas, kredibilitas
dan pemahaman yang cukup untuk memimpin Aceh sehingga masa transisi bisa
dilalui dengan baik. Aceh membutuhkan sosok pemimpin yang membawa kesejukan
setelah puluhan tahun daerah ini dilanda konflik bersenjata.
Bahkan, banyak partai lokal di Aceh menilai Tarmizi adalah birokrat yang
berdedikasi dan independen. Salah seorang mantan kombatan GAM yang sekarang
menjadi politisi di Jakarta menilai Tarmizi Karim adalah putra terbaik Aceh,
yang memiliki profesionalisme dalam bekerja dan sudah pernah dibuktikannya pada
saat menjadi penjabat gubernur Kalimantan Timur beberapa tahun lalu. “Tarmizi
Karim tidak akan melakukan hal-hal yang mencederai semangat dan kepercayaan
rakyat Aceh,”katanya.
Bagaimanapun, masyarakat Aceh dalam Pilkada 2017 tidak perlu takut dengan
adanya intimidasi dari kelompok tertentu untuk memilih calon yang didukungnya.
Masyarakat Aceh harus belajar banyak dari Pilkada 2007 dan Pilkada 2012 bahwa
yang terpilih menjadi kepala daerah kurang layak dipercaya, karena janji-janji
politiknya belum terealisasi.
Jika salah memilih lagi, maka risikonya akan ditanggung oleh masyarakat
Aceh itu sendiri. Membaca, menelaah visi, misi dan rencana kerja calon kepala
daerah dan kemampuan kepala daerah tersebut dalam merealisasikan visi, misi dan
rencana kerjanya jika terpilih bagaimana
Disamping itu, menjaga relasi positif antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Aceh setelah Pilkada 2017 juga harus menjadi indikator penting bagi
masyarakat Aceh sebelum mencoblos salah satu calon kepala daerah pada Pilkada
15 Februari 2017 mendatang, dan salah satu tokoh yang mampu menjaga relasi
positif Pusat dan Aceh adalah Tarmizi A Karim.
*) Penulis adalah pemerhati masalah Aceh. Tinggal di Pandeglang, Banten.
[Sumber: Acehtrend.co]
0 Response to "Aceh Butuh Tarmizi Karim?"
Posting Komentar