Banda Aceh Urutan ke 19 Kota Islami, Marniati: Itu Cambuk bagi Pemimpin


BANDA ACEH - Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia, Prof. Adjuct Unimap. Marniati. M.Kes, mengatakan hasil penelitian Lembaga Maarif Institute yang menempatkan Kota Banda Aceh berada di posisi ke 19, menjadi cambuk bagi pemimpin kota Madani.

Menurutnya, publik harus mengakui bahwa Kota Banda Aceh masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang harus dibangun dan dijaga bersama.

"Peringkat kota madani nomor 19 memang menjadi cambuk kuat bagi pemimpin Kota Banda Aceh, tetapi sebaik-baiknya cambuk ini menjadi pembelajaran dan motivasi untuk memperbaiki diri dan berubah ke arah yang lebih baik," kata Marniati , Sabtu (21/5).


Seharusnya, kata Marniati, tak perlu mencari alasan, pembenaran diri dan mencari siapa yang salah serta yang benar, tapi mari mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus bergerak dan berfikir maju dalam membentuk masyarakat yang cerdas, demokratis, beradab dan memiliki nasionalisme yang tinggi.


"Berikan edukasi kepada masyarakat akan makna kota madani dalam implementasi di kehidupan sehari-hari, yang berpegangan pada nilai - nilai pancasila," ujarnya.


Selain itu, Marniati, menyarankan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh mengajak seluruh masyarakat agar mampu berpikir kritis berdasarkan pada pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika sehingga terbentuk masyarakat yang mampu mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsa.


"Karena bangsa kita sudah memiliki banyak masalah, alangkah baiknya kalau kita tidak menambah masalah tetapi mampu memberi solusi atas masalah," imbunya.

Untuk bisa mewujudkan kota madani, Marniati, menambahkan semua pihak terutama para pejabat yang berwenang harus mampu merubah cara berfikir dan cara pandang kepada arah kemajuan, sehingga dapat terwujud Kota Banda Aceh yang maju, artinya maju dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, teknologi, dan sejahtera.


"Terbuka akses lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk masyarakat, memiliki kehidupan yang layak dan stabil dalam pendapatan, berilmu, artinya berpendidikan, beradab, bermartabat, dan berdaya saing sehingga mampu bersaing di era masyarakat ekonomi Asean. Ini juga merupakan bagian indikator dari pada kota madani, sebab madani tidak hanya di ukur dari aktivitas keislaman yang diselengarakan oleh pemerintah, tetapi dari nilai- nilai Islami yang diimplementasikan dalam kehidupan berprilaku," ungkapnya.


Marniati yang juga bakal Calon Wali Kota Banda Aceh pada Pilkada 2017 itu mengungkapkan ciri -ciri kota madani. Yaitu memiliki sikap toleran antara sesama agama dan umat agama lain. Sikap toleran merupakan sikap suka mendengar, dan menghargai pendapat dan juga pendirian orang lain.


"Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi tidak sekedar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga pilihan untuk maju bersama-sama. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan juga kelompok yang berada di dalam masyarakat. Termasuk kebutuhan dasar air, listrik, sandang, pangan dalam jumlah yang seimbang dan stabil," ujarnya.

Kemudian berkembangnya human capital (sumber daya manusia dan social capital (modal sosial) yang kondusif untuk terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan, terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok dan upgrade bidang ilmu yang berkesempatan.



"Tidak adanya diskriminasi dalam setiap bidang pembangunan atau terbukanya akses berbagai pelayanan sosial yang tidak merugikan orang lain. Adanya persatuan antar kelompok dimasyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan. Dan terselenggaranya sistem pemerintahan yang lembaga-lembaga ekonomi hukum, sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial," imbuhnya. [ajnn.net]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Banda Aceh Urutan ke 19 Kota Islami, Marniati: Itu Cambuk bagi Pemimpin"

Posting Komentar